Kunang-kunangku, saat ini aku sedang mengikuti pelatihan jurnalistik. Di
sini cukup ramai dan bising, tapi aku merasa sepi dan sendiri. Awalnya
aku tahu apa sebabnya, kupikir mungkin karena materi yang disampaikan
agak membosankan. Tapi setelah kupikir-pikir lagi, aku menyukai materi
"OPINI" yang sedang disampaikan, walaupun artikel "PROFIL"lah yang
paling aku kuasai. Semakin lama aku semakin merasa sepi, suara pemateri
hanya sayup-sayup mendayu di telingaku, apalagi keberadaan para peserta,
semakin jauh kurasa.
Ah, akhirnya aku tahu apa sebabnya aku uring-uringan. Rupa-rupanya aku merindukanmu, Kunang-kunangku.
Apa kau berfikir aku gombal? Tidak... Tidak... Aku tidak gombal. Ini benar dengan apa yang kurasa. Oh, bolehlah aku mengutip sebuah kalimat dari potongan lirik lagu, "Aku kangen kamu, Sayang."
Eum, tunggu sebentar. Biar kuhitung sudah berapa hari lamanya aku tak memandang kedua bintang di matamu. Aku ingat, terakhir kalinya kita bertemu saat dunia malam dihiasi berbagai hadiah, coklat, dan bunga terutama mawar. Kau begitu manis saat itu, dua kuntum mawar merah dan sekotak coklat kau berikan untukku. Namun bukan itu yang membuatmu terlihat manis di hadapanku. Ah, aku agak malu untuk menjelaskannya, yang pasti sejak malam itu hingga saat ini aku dapat dengan pasti mengatakan, "You are my Favorite Boy."
Ah, Kunang-kunangku aku tak ingin banyak basa-basi, karena aku tahu terlalu banyak basa-basi akan membuat semua basa-basiku basi.
Satu keinginanku saat ini yaitu, kau ada di sini!
Ah, akhirnya aku tahu apa sebabnya aku uring-uringan. Rupa-rupanya aku merindukanmu, Kunang-kunangku.
Apa kau berfikir aku gombal? Tidak... Tidak... Aku tidak gombal. Ini benar dengan apa yang kurasa. Oh, bolehlah aku mengutip sebuah kalimat dari potongan lirik lagu, "Aku kangen kamu, Sayang."
Eum, tunggu sebentar. Biar kuhitung sudah berapa hari lamanya aku tak memandang kedua bintang di matamu. Aku ingat, terakhir kalinya kita bertemu saat dunia malam dihiasi berbagai hadiah, coklat, dan bunga terutama mawar. Kau begitu manis saat itu, dua kuntum mawar merah dan sekotak coklat kau berikan untukku. Namun bukan itu yang membuatmu terlihat manis di hadapanku. Ah, aku agak malu untuk menjelaskannya, yang pasti sejak malam itu hingga saat ini aku dapat dengan pasti mengatakan, "You are my Favorite Boy."
Ah, Kunang-kunangku aku tak ingin banyak basa-basi, karena aku tahu terlalu banyak basa-basi akan membuat semua basa-basiku basi.
Satu keinginanku saat ini yaitu, kau ada di sini!
0 komentar:
Posting Komentar