Pernahkah pada suatu malam kau merasa dingin datang
tiba-tiba? Terlalu tiba-tiba. Dia datang diam-diam. Tak bersuara. Lalu kau
membayangkanku yang setiap tengah malam terjaga karena menahan isak.
Pada malam keesokan harinya, pohon cemara membeku
karena dingin yang datang diam-diam tengah menyapanya, menggelitiknya,
menggodanya. Lalu kau teringat akan aku yang telah terkalahkan rasa rindu.
Dan padamu aku katakan secara diam-diam. Aku rindu
pada kedua bola mata bulat yang jenaka, yang selalu merayuku dengan lirikannya.
Aku rindu pada harum tubuhmu yang terkadang lekat tiba-tiba pada sofa ruang
tamuku. Aku rindu pada bahu-lengan-jemari yang selalu memelukku di saat aku
mulai merajuk. Tapi sungguh aku merindukan hati yang selalu membuatku lebih
tegar dari sebelumnya.
Lalu dingin kembali datang dengan diam-diam,
mengingatkanmu pada supermoon dan malam minggu pertama kita.
0 komentar:
Posting Komentar